Friday, December 6

Pesan Damai Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Irak

Pesan Damai Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Irak – Dalam kunjungan memiliki itu, Paus mau menuntun penguasa serta jago Syiah buat menyirat rukun. Misinya merupakan melindungi salah satu komunitas Kristen sangat berumur yang rawan musnah oleh persekusi.

Pesan Damai Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Irak

iraqcmm – Pesawat Alitalia yang ditumpangi Paus Fransiskus bersama 75 orang reporter bertolak dari bos hawa Leonardo da Vinci di Bulu halus, Italia, mengarah Baghdad. Kunjungan memiliki itu merupakan lawatan awal seseorang Sri Paus ke Irak.

Dikutip dari dw.com, Penguasa di Baghdad menerjunkan ribuan personil keamanan buat mengamankan deputi Vatikan. Kebingungan Mengenai rumor keamanan bertambah sesudah terbentuknya 2 serbuan roket serta bom bunuh diri pada Rabu pagi.

Paling tidak 10 roket dikabarkan menghantam suatu pos hawa yang menampung serdadu AS serta Irak. Tidak nyata siapa yang bertanggungjawab atas serbuan itu. Cuma sebagian jam berjarak, Vatikan membenarkan insiden itu tidak mengganti konsep kunjungan Sri Paus.

Fransiskus dijadwalkan mendatangi 4 kota di Irak, tercantum sisa bunda kota Islamic State, Mosul, serta web memiliki Ur, yang dipercayai selaku tempat kelahiran Rasul Ibrahim. Irak mempunyai salah satu komunitas Kristen sangat berumur di bumi.

Baca juga : Asal Usul Nama Baghdad Ibukota dari Irak

Paus pula hendak mendatangi Najaf, kota bersih pemeluk Syiah. Di situ ia direncanakan menemui Ayatollah Besar, Ali al- Sistani. Malim berumur 90 tahun itu merupakan salah satu figur Syiah sangat mempengaruhi di Irak serta Timur Tengah.

Berjumpa penggembala Irak di Najaf

Pertemuan Paus Fransiskus serta Ayatollah Sistani dinantikan selaku ikon perdamaian antarumat di Timur Tengah. Malim kelahiran Iran itu mempengaruhi besar, tetapi senantiasa melindungi jarak dari pusat kewenangan di Baghdad. ” Sistani menandakan Irak, melampaui para atasan Irak sendiri,” tutur Hayder al- Khoei, periset Irak serta Syiah, yang berulangkali bertatap wajah dengan Sistani.

Sri Paus dikabarkan bawa tujuan individu kala mendatangi rumah simpel al- Sistani di Najaf. Ia mau supaya si mujtahid memaraf keterangan” pertemanan orang” yang mengancam ekstremisme. Akta itu tadinya telah ditandatangani Pemimpin Besar al- Azhar, Syeikh Ahmed al- Tayeb, dikala Fransiskus melawat ke Kairo, Februari 2019.

Tetapi bagi Marsin Alshamry, periset di Brookings Institute, AS, Sistani hendak cendrung” berjaga- jaga” dalam menyikapi keterangan rukun yang diajukan Fransiskus., karena perilakunya yang apolitis.

Paus telah menerangkan akta” pertemanan orang” lebih ialah” bujukan perbincangan,” buat memperjuangkan rukun, dibanding aksi kebijaksanaan. Di Irak, tidak terdapat bentuk lain yang lebih didengar dibanding al- Sistani.

Ia dikira berjasa sebab berulangkali melindungi negeri, antara lain melantamkan federasi Syiah menumpas ISIS, serta mendesak pendemokrasian melalui pemilu. ” Tidak seseorang juga hendak dapat mendiami posisi semacam yang dipunyanya,” tutur Alshamary.” Ia menggembalakan Irak lewat masa- masa yang amat susah.”

Komunitas Kristen dalam ancaman

Kunjungan dari Vatikan dirasa berarti untuk kalangan Kristen Irak yang jumlahnya bertambah menurun dari 1, 5 juta orang pada 2003, jadi kurang dari 400. 000 dikala ini. Mereka terkategori minoritas yang sangat kerap jadi korban persekusi ataupun kekerasan sektarian.

” Kita berambisi Paus hendak menarangkan pada penguasa kalau kita menginginkan dorongan mereka,” tutur seseorang masyarakat Kristen di utara Irak pada AFP.” Kita telah sangat banyak mengidap, kita memerlukan dorongan.”

Sepanjang lawatannya, Fransiskus hendak mengetuai Ekaristi di bermacam gereja, tercantum di utara provinsi Nineveh. Pada 2014 dahulu, jihadis ISIS memforsir minoritas Kristen merangkul Islam, ataupun rawan ganjaran mati.

Mengenang 40 Tahun Perang Iran vs Irak

Bentrokan teritorial, Pada 22 September 1980, buta hati Irak Saddam Hussein mengirim pasukannya ke negeri orang sebelah Iran. Ini jadi dini mula perang memadamkan sepanjang 8 tahun yang membunuh ratusan ribu orang. Bentrokan pinggiran area berkepanjangan jadi faktor bentrokan 2 negeri kebanyakan Orang islam Syiah ini.

” Masyarakat hanya memiliki durasi sebagian menit buat menyudahi apakah mau melarikan diri, ataupun dipenggal,” tutur Tenggelam Qacha, seseorang pastor Kristen Kaldea.” Kita meninggalkan seluruhnya, melainkan agama kita.”

Dekat 100. 000 masyarakat Kristen di Nineveh dituntut melarikan diri menyusul pendudukan Islamic State. Sampai saat ini, cuma 36. 000 pengungsi yang telah kembali, bagi badan dorongan Kristen,” Aid to the Church in Need.”

Evakuasi masyarakat minoritas Kristen ialah kehabisan besar untuk Irak, tutur Elementer Leonardo Sandri. Ia mengetuai Kongregasi Vatikan buat Gereja Timur serta hendak menemani Fransiskus sepanjang perjalanannya.

” Timur Tengah tanpa kalangan Kristen contoh memanggang roti dengan aci, tetapi tanpa fermen ataupun garam,” tutur ia. Kunjungan Sri Paus diharapkan dapat mendesak kalangan Kristen Irak buat berdiam di negara sendiri, ataupun buat kembali dari pelarian.

” Telah terdapat sangat banyak syuhada di Irak,” tutur ia merujuk pada korban di golongan masyarakat Kristen.” Aku tiba selaku pengunjung, seseorang pengunjung yang menyesal serta mau mengajak ke arah rekosiliasi sehabis tahun- tahun penuh peperangan serta teror,” tutur Paus Fransiskus dalam suatu catatan film menghadap keberangkatannya ke Irak.

Paus Soroti Nasib Minoritas Katolik di Irak

Bila Paus Fransiskus bertamu ke Irak Maret tahun depan, ia hendak mengalami minoritas Katolik- Kaldea yang menurun dampak perang berkelanjutan. Ia diwanti- wanti kepada kemunduran Kristen di tanah kelahiran sendiri.

Minoritas Kristen di Irak akan kehadiran kunjungan berarti dari Vatikan. Maret tahun depan, Paus Fransiskus akan bertamu ke negara di pinggir 2 bengawan itu. Lawatan Sri Paus membawanya ke kota- kota berpenduduk Kristen yang mayoritas terletak di sisa jantung kewenangan Islamic State.

Karena itu pula atasan Kristen Kaldea Irak, Louis Raphael I. Sako, luang menentang kala sebagian bulan dahulu Vatikan memublikasikan konsep kunjungan Sri Paus.

Fransiskus dijadwalkan mendatangi bunda kota Baghdad, web aset Sumeria, Ur, Erbil, Mosul serta Bakhdida, kota berpenduduk kebanyakan Kristen di utara Irak. 2 kota terakhir di Lapangan Niniwe itu luang jadi petarangan Islamic State, saat sebelum direbut penguasa Irak 4 tahun dahulu.

Minoritas Kristen di Irak ialah pengikut Gereja Katolik- Kaldea, suatu Gereja Partikular Ritus Timur yang menginduk pada Vatikan. Ada pula badan paling tinggi Katolik- Kaldea, Kebapakan Kaldea Babilon, berada di bunda kota Baghdad.

Di negara yang didominasi kebanyakan Syiah Islam itu, populasi Kristen estimasi berjumlah antara 400. 000 sampai satu juta masyarakat. Banyak yang telah melarikan diri ke Amerika Utara, Australia ataupun Eropa Barat. Bagi informasi teranyar, minoritas Kristen di Irak cuma berkisar satu persen dari jumlah populasi keseluruhan.

Sako tercantum yang sangat beruntun mengingatkan kemunduran agama Kristen di tanah kelahiran sendiri. Ia melobi politisi- politisi berkeyakinan Kristen di Baghdad supaya bersuatu untuk mencegah jatah badan parlemen untuk minoritas agama di Irak. Bapak Babilonia itu pula giat mengkampanyekan hak- hak minoritas, paling utama untuk penganut Kristen.

Paus Fransiskus menghormati Sako dalam kapasitasnya selaku pembuka pintu perbincangan dengan Islam. Ikatan keduanya melambung pada Juli 2018 dahulu, kala Sri Paus mengangkut Sako selaku Elementer menjelang balik tahunnya yang ke70.

Sokongan Vatikan untuk jago Kristen di Baghdad ditaksir genting. Sako yang dinaikan selaku Bapak Babilonia pada 2013 itu mengemban tanggungjawab rumit, menyusul suasana keamanan yang tidak menyambangi pulih di Irak.

Kemunduran Katolik- Kaldea di Irak

Tahun kemudian Bapak Babilonia memohon masyarakat Kristen tidak memperingati Natal, selaku hidmat atas pengunjuk rasa yang berpulang dalam gelombang keluhan. Juga ekaristi tengah malam, yang saban tahun diselanggarakan di Baghdad, wajib dibatalkan. Baginya suasana keamanan sangat sensitif buat suatu keramaian.

Di dini tahun Sako sedang memesankan kepada suasana keamanan yang baginya seragam“ gunung api menjelang erupsi.” Irak dikala itu terkini mengalami gelombang kelakuan keluhan. Pengunjuk rasa yang mayoritas kalangan belia meratapi tingginya nilai kekurangan, pengangguran serta jeleknya layanan khalayak.

Sako juga turut mengeluhkan, alangkah Irak tidak sanggup pergi dari bundaran sektarianisme, penggelapan, nepotisme serta lemahnya penguatan hukum. Kesuntukan itu diperburuk oleh endemi corona yang sepanjang ini telah memakan 12. 400 korban jiwa.

Menaiknya Mustafa al- Kadhimi ke bangku kesatu menteri ditaksir si bapak selaku suatu impian. Politisi Syiah yang mengambil alih Seimbang Abd al- Mahdi itu dipercayai sanggup memadukan Irak, meredam aplikasi penggelapan serta mengakhiri militerisasi negeri.

Bagi Sako, al- Kadhimi“ merupakan seorang yang jujur, tidak berafiliasi dengan salah satu partai politik serta senantiasa membuka pintu untuk perbincangan.” Kemantapan Irak belum tentu sesudah kemerosotan kekaisaran teror Islamic State.

Baca juga : Ideologi dan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat

Sampai saat ini, terkini dekat 40% masyarakat Kristen yang kembali ke desa laman, sehabis diusir ISIS 6 tahun dahulu. Sedangkan lebihnya memilah berdiam di luar negara ataupun di area Kurdi, bagi Keuskupan di Baghdad.

Sako menghabiskan sepanjang sebelas tahun bertugas di Mosul selaku seseorang pendeta. Pada 2002 ia dinaikan selaku Uskup Kirkuk serta mulai berkecimpung di dalam politik. Februari kemudian, Sako bertamu ke Vatikan karena membahayakan bentrokan serta darurat ekonomi yang memforsir masyarakat Kristen mengevakuasi diri.

Dalam pertemuan dengan Sri Paus, 6 bapak Gereja Kristen Timur di Irak melaporkan suasana di area, berakhir tadinya bertanya dengan atasan Gereja Kristen Timur di Lebanon. Dikala itu Sako menyangkal konsep kunjungan Fransiskus ke Irak. “ Sayangnya suasana dikala ini tidak membolehkan,” tuturnya.